Optimalisasi Aksi Gerdu Kuning: Gerakan Gotong Royong Warga Wirogunan atasi Stunting secara Mandiri

Wirogunan - Pokja IV PKK Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, menyelenggarakan rapat koordinasi untuk memperkuat program Gerakan Terpadu untuk Kurangi Stunting (Gerdu Kuning). Bertempat di RM Ayam Bakar Tamansiswa, pertemuan ini diadakan setelah rapat evaluasi Wirogunan Festival (WiroFest) 2024, pada Jumat (1/11/2024). Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, termasuk Lurah Wirogunan, Siti Mahmudah Setyaningsih; Ketua LPMK, Agung Ujito; Ketua Pokja IV PKK Kelurahan, Ibu Sarjiyo; tokoh masyarakat Abdul Razaq; Babinsa Sertu Danang Supriyadi; dan para pengurus PKK serta IPSM.

Inisiatif Gerdu Kuning bukan hanya sekadar program, tetapi telah menjadi sebuah gerakan sosial yang lahir dari kepedulian warga. Ibu Sarjiyo, Ketua Pokja IV PKK Kelurahan Wirogunan, menceritakan bahwa aksi ini berawal pada Maret 2024 setelah beliau mengikuti koordinasi di Puskesmas setempat.

“Jumlah anak-anak yang mengalami gizi buruk dan risiko stunting membuat kami tergerak. Kami ingin mengambil langkah konkret,” kata Ibu Sarjiyo yang menggagas inisiatif seribu rupiah per bulan dari setiap warga sebagai bentuk kepedulian.

Dana yang terkumpul dari kontribusi kecil ini ternyata memiliki dampak luar biasa. Dengan dukungan penuh dari warga, tiap RT kini bahkan berpartisipasi dengan menyumbang Rp 5.000 per bulan, yang kemudian dikelola oleh Pokja IV PKK untuk mendukung Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Dari dana ini, warga Kelurahan Wirogunan bisa menyediakan makanan bernutrisi seperti telur, susu, kacang-kacangan, dan buah-buahan bagi anak-anak yang memerlukan tambahan gizi.

PMT ini secara khusus diarahkan kepada anak-anak yang mengalami gizi buruk dan berpotensi stunting, dengan data yang diperoleh dari Puskesmas.

“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak Wirogunan mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh sehat. Dengan gizi yang baik, mereka bisa belajar dan berkembang optimal,” ujar Siti Mahmudah, Lurah Wirogunan.

Ia menegaskan, bahwa Gerdu Kuning bukan sekadar gerakan bantuan sosial, tetapi merupakan bentuk nyata dari nilai gotong royong yang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat Yogyakarta. Ia menambahkan, “Inisiatif ini akan lebih besar dampaknya jika terus digelorakan di tingkat RT hingga dasawisma. Melalui Pokja IV PKK di setiap RW, kami harapkan seluruh elemen masyarakat bisa turut berpartisipasi.”

Inisiatif ini akan semakin terasa dampaknya, bila terus digelorakan hingga tingkat dasawisma. Abdul Razaq, salah satu tokoh masyarakat, menyatakan bangga atas kepedulian dan kesadaran sosial warga Wirogunan. “Bersama, kita bisa mengatasi stunting di Wirogunan. Inilah wujud nyata dari sebuah gotong royong,” ujarnya.

Ketua LPMK, Agung Ujito, juga mendukung penuh Gerdu Kuning sebagai gerakan yang berkelanjutan. Menurutnya, kolaborasi antara lembaga masyarakat, Puskesmas, dan perangkat pemerintah kelurahan akan semakin memperkuat upaya ini. “Masyarakat perlu dilibatkan secara aktif, bukan hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga menjadi bagian dari solusi,” jelas Agung.

Program aksi Gerdu Kuning berpotensi mengatasi permasalahan stunting dengan solusi lokal yang sederhana namun efektif. Babinsa Wirogunan, Sertu Danang Supriyadi, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan perangkat keamanan adalah kunci untuk memastikan keberhasilan jangka panjang,” katanya.

Melalui rapat koordinasi ini, diharapkan Gerdu Kuning semakin kuat dan mampu menjangkau seluruh keluarga di Wirogunan. Aksi gotong royong ini bukan hanya tentang mengumpulkan dana, tetapi merupakan bentuk komitmen bersama untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas dari ancaman stunting.

Gerdu Kuning telah menjadi simbol kesadaran sosial dan harapan bersama bagi masa depan Wirogunan yang lebih baik. (KangRozaq)


#wirogunansemarak
#gerdukuningwirogunan
#gerdukuning