Gelaran Pra Musrenbang Kelurahan Wirogunan: Usulan Musrenbang Menuju Harapan Warga

Wirogunan - Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta menggelar Pra Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), Kamis (9/1/2025) di pendopo Wiroguno. Hadir dalam kegiatan tersebut Bapeda dan beberapa OPD (organisasi perangkat daerah) kota Yogyakarta, antara lain Kominfo, PUPKP, Dinsosnakertrans, Dispertaru, BaKesbangpol, Kebudayaan dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Selain itu, juga hadir Mantri Pamong Praja (MPP), Pargiyat, Kepala Puskesmas, Lurah Wirogunan, Babinkamtibmas, Babinsa, KUA, selain itu hadir ketua kampung, perwakilan kelembagaan tingkat kelurahan, perwakilan RW dan RT dan tokoh masyarakat.

Mantri Pamong Praja (MPP), Pargiyat, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kerja keras Kelurahan, LPMK, dan tim Musrenbang yang telah mempersiapkan usulan kegiatan dengan matang. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara anggaran Kemantren, Kelurahan, Kota, hingga DIY di luar Dana Keistimewaan (Danais).

“Musrenbang ini merupakan proses merencanakan kegiatan untuk tahun 2026. Usulan, dan prioritas sesuai dengan tematik dan diintegrasikan dengan tematik kota Yogyakarta.’ Ujar Pargiyat

Dalam pemaparannya, perwakilan Bapeda menyampaikan bahwa perencanaan pembangunan membutuhkan pendekatan yang seimbang: top-down, bottom-up, partisipatif, dan teknokratik. Mereka menekankan pentingnya pencermatan terhadap usulan agar sesuai dengan prioritas pembangunan dan memperhatikan potensi lokal.

Lurah Wirogunan, Siti Mahmudah Setyaningsih, turut mempresentasikan usulan yang telah dirumuskan, sementara diskusi dipandu Ketua LPMK, Agung Ujito, membuka ruang bagi penyempurnaan rencana.

Dalam rekapitulasi usulan kampung terdiri dari Usulan utama sebanyak 39 usulan dengan total nilai Rp 580.715.000,-. Usulan pendukung sebanyak 15 usulan dengan nilai Rp 345.160.120,-. Sementara untuk usulan operasional sebanyak 5 usulan dengan total nilai Rp 243.720.000,-. Usulan kegiatan Dana Keistimewaan sebanyak 3 usulan dengan nilai Rp 100.000.000,-. Untuk usulan OPD sebanyak 8 usulan dengan total nilai Rp 12.754.6000.000,-. Disisi lain, pagu anggaran dana kelurahan Wirogunan tahun 2026, sebesar Rp 1.169.595.225,-

Abdul Razaq, seorang penggiat P4GN, menyampaikan pandangannya terkait dominasi pelatihan dalam usulan. Ia menyoroti perlunya pelatihan yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti digital marketing, yang dapat membantu memasarkan produk dan jasa lokal, sehingga berdampak langsung dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

“Pelatihan harus berdampak secara ekonomi, bukan hanya menggugurkan kewajiban. Kita harus memastikan tujuan, sasaran, dan peserta yang benar-benar membutuhkan. Pelatihan relatih mudah dilaksanakan, namun output dan outcame atas pelatihan tersebut, dan berdampak secara ekonomi kepada masyarakat, perlu mendapat perhatian serius,” tegasnya.

Bahkan ia menyarakan agar tujuan dan sasaran pelatihan harus mendapat perhatian khusus, lebih-lebih peserta pelatihan. Hal ini, agar tidak ada peserta yang hanya sekedar ikut pelatihan, bahkan menjadi spesialis pelatihan (lu lagi lu lagi dan lu lagi), karena berburu uang transport.

Selain itu, dalam usulan ada Workshop yang masih ambigu, dan diharapkan tidak hanya menggugurkan kewajiban. Ia menyarankan agar dikaji ulang, untuk memastikan tujuan dan sasaran atas workshop yang direncakan tersebut.

Yang tidak kalah pentingnya usulan-usulan dalam rekapitulasi tersebut, hendaknya memperhatikan potensi dan sumber daya wilayah, tidak hanya sekedar mengusulkan, namun harus memperhatikan hal tersebut, sehingga dalam pelaksanaannya akan lebih maksimal.

Selain Abdul Razaq, usulan juga disampaikan oleh Hendrikus Matutina dari perwakilan IBM Wirogunan dan Edy Sulistyo, Ketua Paguyuban UMKM Wirogunan. (KangRozaq)

#wirogunansemarak